Kali ini, kita akan membahas contoh soal TKA Kelas 12 mapel Bahasa Indonesia. Banyak yang mengira tes ini mudah, padahal TKA Bahasa Indonesia dirancang khusus untuk mengukur kemampuan membaca kritis dan menalar, bukan sekadar menghafal.
Penting untuk dipahami, TKA Bahasa Indonesia adalah fondasi utama untuk kesuksesan di perguruan tinggi dan dunia kerja. Tes ini menguji sejauh mana Anda mampu menganalisis teks secara mendalam dan berpikir logis.
Mari kita bedah secara detail kompetensi apa saja yang akan kamu hadapi
Sesuai dengan panduan resmi, fokus utama TKA Bahasa Indonesia adalah keterampilan membaca. Keterampilan ini diujikan melalui dua jenis teks yang berbeda, yaitu:
Teks ini adalah teks nonfiksi yang berisi data, fakta, konsep, prosedur, dan wawasan dari berbagai bidang ilmu. Teks informasi bisa berupa satu teks utuh atau gabungan beberapa teks yang saling berkaitan. Topiknya sangat beragam, mulai dari isu-isu lokal, nasional, hingga global. Tujuannya adalah menguji kemampuan Anda dalam memahami dan mengolah informasi yang objektif.
Berbeda dengan teks informasi, teks fiksi seperti cerpen atau kutipan novel digunakan untuk menguji pemahaman Anda terhadap unsur-unsur sastra. Anda akan ditantang untuk memahami pesan moral, alur cerita, karakter, latar, hingga majas yang digunakan penulis. Ini mengasah sensitivitas dan kemampuan Anda dalam mengapresiasi sebuah karya sastra.
Tes ini mengukur kemampuan membaca Anda dalam tiga level yang bertingkat. Memahami ketiga level ini adalah kunci untuk menyusun strategi belajar yang efektif.
Ini adalah level paling dasar yang menguji kemampuan Anda dalam memahami informasi yang disajikan secara eksplisit atau jelas dalam teks. Jika Anda bisa menemukan jawaban langsung di dalam paragraf, berarti Anda sudah menguasai level ini.
Pada level ini, soal TKA Bahasa Indonesia akan lebih menantang. Anda tidak lagi hanya membaca yang tertulis, tetapi juga dituntut untuk memahami makna yang tersirat atau tersembunyi.
Ini adalah level tertinggi yang menguji kemampuan berpikir kritis Anda secara menyeluruh. Di sini, Anda akan bertindak sebagai “kritikus” yang mengevaluasi isi dan gaya penulisan teks.
1. Bacalah teks berikut.
Budaya *hustle culture* yang mengagungkan produktivitas tanpa henti kini menjadi pedang bermata dua, terutama di kalangan generasi muda yang berkecimpung di industri kreatif dan *startup*. Di satu sisi, etos kerja ini mendorong inovasi dan pencapaian target yang agresif. Namun, di sisi lain, ia membuka gerbang menuju *burnout*—kelelahan fisik dan mental ekstrem. Fenomena ini bukan sekadar kelelahan biasa, melainkan sebuah krisis *well-being* yang ditandai dengan sinisme terhadap pekerjaan dan menurunnya efikasi profesional. Tanpa adanya sistem pendukung yang memadai dari ekosistem kerja, para ‘pejuang’ produktivitas ini rentan mengorbankan kesehatan mental mereka demi validasi profesional.
Berdasarkan teks tersebut, penggunaan kata serapan ‘burnout’ dalam bidang psikologi kerja merujuk pada kondisi…
A. Konflik interpersonal di lingkungan kerja akibat persaingan ketat.
B. Stres kerja yang memicu semangat untuk bekerja lebih keras.
C. Kejenuhan sesaat akibat beban kerja yang monoton.
D. Kelelahan fisik dan mental kronis yang disertai perasaan sinis dan penurunan kinerja.
2. Dari teks yang sama, manakah DUA fenomena yang diidentifikasi sebagai dampak negatif dari ‘hustle culture’?
A. Meningkatnya inovasi di industri startup.
B. Terganggunya kesehatan mental para pekerja.
C. Meningkatnya solidaritas antar pekerja.
D. Menurunnya efektivitas dan keyakinan pada kemampuan profesional.
3. Pernyataan berikut: ‘Kerangka argumen dalam teks tersebut adalah: Pengenalan konsep -> Penjelasan sisi positif -> Analisis sisi negatif dan dampaknya -> Simpulan tentang risiko yang ada.’
Apakah pernyataan tersebut Benar atau Salah dalam memetakan struktur teks?
4. Bacalah kutipan fiksi berikut.
Dari balik *veranda* rumahnya yang megah, Raden Mas Suryo menatap kebun teh yang terhampar laksana permadani hijau. Suara *gramofon* yang memutar alunan keroncong sayup-sayup terdengar, beradu dengan derik jangkrik di senja yang mulai temaram. Ia, seorang *priyayi* terdidik lulusan sekolah Belanda, merasa gamang. Di satu sisi, ia menikmati segala *privilese* yang melekat pada statusnya. Di sisi lain, nuraninya terusik oleh nasib para kuli petik yang tinggal di gubuk-gubuk bambu di ujung perkebunan, sebuah realitas yang kontras dengan kemewahan hidupnya. Ia menyesap tehnya perlahan, pikirannya berkecamuk antara kenyamanan pribadi dan panggilan untuk berbuat sesuatu.
Berdasarkan pilihan kata dan deskripsi dalam teks, karakter Raden Mas Suryo dapat diidentifikasi sebagai seorang yang…
A. Pemberontak yang secara aktif melawan sistem kolonial.
B. Sederhana dan lebih memilih hidup seperti rakyat biasa.
C. Acuh tak acuh dan hanya peduli pada kekayaan pribadinya.
D. Mengalami konflik batin antara kenyamanan status sosial dan kesadaran sosialnya.
5. Penggunaan kata-kata serapan dari bahasa Belanda seperti ‘veranda’ dan ‘gramofon’ dalam kutipan fiksi di atas berfungsi untuk membangun latar…
A. Suasana yang mencekam dan penuh misteri.
B. Waktu di masa depan dengan teknologi canggih.
C. Tempat di sebuah perkotaan yang modern dan sibuk.
D. Sosial dan waktu pada era kolonial dengan nuansa Eropa.
6. Pernyataan: ‘Kerangka naratif kutipan fiksi tersebut adalah: (1) Deskripsi latar tempat dan suasana, (2) Pengenalan konflik batin tokoh, (3) Refleksi penutup yang menunjukkan kegelisahan.’
Apakah pernyataan tersebut Benar atau Salah?
7. Bacalah teks berikut.
Upaya mitigasi perubahan iklim kini berfokus pada dekarbonisasi sektor industri. Salah satu strategi kuncinya adalah implementasi teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). Secara teoretis, teknologi ini menangkap emisi karbon dioksida (CO2) dari sumbernya, seperti pabrik semen atau pembangkit listrik, sebelum terlepas ke atmosfer. CO2 yang ditangkap kemudian dapat dimanfaatkan untuk produk lain atau disimpan secara permanen di formasi geologis bawah tanah. Namun, skalabilitas dan viabilitas ekonomi dari teknologi ini masih menjadi subjek perdebatan sengit di kalangan ilmuwan. Kritik utama terletak pada tingginya konsumsi energi untuk proses penangkapan dan potensi kebocoran dari tempat penyimpanan jangka panjang.
Manakah DUA kata serapan dari bidang teknologi dan lingkungan yang menjadi konsep utama dalam teks tersebut?
A. Mitigasi
B. Carbon Capture (Penangkapan Karbon)
C. Skalabilitas
D. Dekarbonisasi
8. Fenomena utama yang dibahas dan dianalisis secara kritis dalam teks tentang CCUS adalah…
A. Cara memanfaatkan emisi karbon dioksida untuk menjadi produk bernilai jual tinggi.
B. Potensi dan tantangan penerapan teknologi penangkapan karbon sebagai solusi iklim.
C. Bahaya penyimpanan karbon dioksida di bawah permukaan tanah.
D. Keberhasilan mutlak teknologi CCUS dalam mengatasi pemanasan global.
9. Pernyataan: ‘Berdasarkan pilihan kata seperti ‘subjek perdebatan sengit’ dan ‘kritik utama’, dapat disimpulkan bahwa penulis memiliki pandangan yang sepenuhnya menolak teknologi CCUS.’
Apakah pernyataan tersebut Benar atau Salah?
10. Struktur paling logis untuk menyusun bagan berdasarkan informasi dari teks CCUS adalah…
A. Masalah -> Solusi -> Manfaat -> Kesimpulan
B. Kritik -> Proses Kerja -> Manfaat -> Definisi
C. Masalah Pemanasan Global -> Sejarah CCUS -> Tokoh Penemu
D. Definisi Teknologi -> Proses Kerja -> Kritik/Tantangan -> Status Debat
11. Bacalah kutipan cerita berikut.
Di bengkelnya yang remang dan beraroma kayu pernis, Pak Elang memandangi biola setengah jadi di hadapannya. Ini bukan sekadar kayu dan senar; ini adalah mahakarya yang ia siapkan untuk Banyu, seorang anak jalanan dengan talenta musik luar biasa yang sering mengintip dari jendela bengkelnya. Kemarin, seorang kolektor kaya menawarinya harga yang bisa menjamin masa tuanya dengan nyaman untuk biola itu. Namun, setiap kali tangannya hendak menyelesaikan sentuhan akhir untuk sang kolektor, ia selalu teringat tatapan mata Banyu yang penuh harap saat mendengar alunan biola dari dalam.
Dua nilai yang paling jelas berkonflik dalam diri Pak Elang adalah…
– Kesombongan profesional dan kerendahan hati.
– Pragmatisme finansial dan idealisme seni.
– Ketakutan akan masa depan dan keberanian untuk berubah.
– Dedikasi pada warisan keluarga dan keinginan untuk mandiri.
– Kebaikan hati untuk menolong dan kewajiban profesional kepada klien.
12. Bacalah teks berikut.
(1) Kecerdasan buatan (AI) kini mampu menghasilkan karya visual yang menakjubkan, bahkan memenangkan kompetisi seni. (2) Algoritma yang dilatih dengan jutaan data dapat meniru gaya seniman ternama dalam hitungan detik. (3) Namun, banyak kritikus berpendapat bahwa karya seni AI tidak memiliki ‘intensitas’ atau niat yang berasal dari pengalaman hidup. (4) Seni yang diciptakan manusia adalah hasil dari pergulatan emosi, penderitaan, kegembiraan, dan refleksi—sesuatu yang belum bisa disimulasikan oleh mesin.
Hubungan makna antara paragraf pertama (kalimat 1-2) dan paragraf kedua (kalimat 3-4) dapat disimpulkan sebagai…
A. Hubungan sebab-akibat
B. Penambahan argumen
C. Perbandingan dan pertentangan (kontras)
D. Generalisasi ke spesifikasi
13. Dari teks tentang Pak Elang sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Banyu adalah karakter yang gigih dan proaktif dalam mengejar mimpinya.
Apakah kesimpulan tersebut Benar atau Salah berdasarkan informasi yang tersirat?
14. Merujuk kembali pada cerita Pak Elang, manakah akhir cerita yang paling mungkin terjadi jika dilihat dari penggambaran konflik batin dan karakternya?
A. Pak Elang membuatkan biola baru yang lebih sederhana untuk Banyu dan menjual mahakaryanya.
B. Pak Elang menghancurkan biola tersebut karena tidak sanggup membuat keputusan.
C. Pak Elang menolak tawaran kolektor dan memutuskan untuk menyelesaikan biola tersebut untuk Banyu.
D. Pak Elang menjual biola kepada kolektor dan memberikan sebagian uangnya untuk Banyu.
15. Dari teks tentang AI dan seni, ide pokok yang paling tersirat dari keseluruhan teks adalah bahwa kemajuan teknologi AI pada akhirnya akan membuat seniman manusia tidak lagi relevan.
Apakah kesimpulan ide pokok tersebut Benar atau Salah?
16. Bacalah teks berikut.
Era digital menyuguhkan kita paradoks pilihan. Platform lokapasar dan layanan *streaming* menyediakan katalog produk atau tontonan yang seolah tak terbatas, menjanjikan kebebasan absolut. Akan tetapi, alih-alih merasa bebas, banyak pengguna justru berakhir pada ‘kelumpuhan analisis’ (*analysis paralysis*), menghabiskan lebih banyak waktu untuk memilih daripada menikmati pilihan itu sendiri. Beban kognitif untuk menimbang terlalu banyak opsi ternyata tidak membebaskan, melainkan membelenggu.
Dua hal yang dapat disimpulkan dari fenomena yang dijelaskan dalam teks adalah…
A. Janji kebebasan yang ditawarkan teknologi seringkali tidak sesuai dengan realitas psikologis manusia.
B. Teknologi digital secara inheren buruk bagi kesehatan mental.
C. Manusia pada dasarnya tidak menyukai memiliki banyak pilihan.
D. Jumlah pilihan yang berlebihan dapat berubah dari keuntungan menjadi beban.
17. Jika penulis teks tentang AI dan seni ingin menambahkan paragraf ketiga, topik yang paling logis untuk melanjutkan alur argumen tersebut adalah…
A. Eksplorasi potensi kolaborasi antara AI dan seniman manusia.
B. Daftar seniman-seniman terkenal yang karyanya ditiru oleh AI.
C. Analisis dampak ekonomi AI terhadap pasar seni global.
D. Sejarah perkembangan program AI dari masa ke masa.
18. Dalam teks tentang paradoks pilihan, kalimat kedua (‘Platform lokapasar…’) berfungsi menjelaskan hubungan sebab dari fenomena yang disebutkan di kalimat pertama (‘Era digital…’). Apakah penjelasan hubungan makna tersebut Benar atau Salah?
19. Konflik utama yang tersirat dalam teks tentang ‘paradoks pilihan’ adalah antara…
A. Pengguna dan penyedia platform digital.
B. Kualitas produk dan kuantitas produk.
C. Generasi tua dan generasi muda dalam mengadopsi teknologi.
D. Persepsi tentang kebebasan dan dampak psikologis yang nyata.
20. Dari teks tentang AI dan seni, manakah DUA frasa kunci yang digunakan penulis untuk menyimpulkan keunggulan seniman manusia?
A. Memenangkan kompetisi seni.
B. Memiliki ‘intensitas’ atau niat.
C. Hasil dari pergulatan emosi.
D. Meniru gaya seniman ternama.
21. Bacalah artikel opini berikut.
**Judul: Fatamorgana Popularitas di Era Digital** “Kehadiran *influencer* sebagai profesi baru merupakan keniscayaan zaman. Dengan jutaan pengikut, mereka memiliki daya persuasi yang dahsyat, mampu mengubah preferensi pasar dalam semalam. Perusahaan-perusahaan besar pun berlomba mengontrak mereka sebagai ‘duta merek’, menuangkan miliaran rupiah demi sebuah unggahan di media sosial. Namun, di balik citra kemewahan dan kesuksesan, terdapat realitas yang sering kali tersembunyi. Banyak *influencer* yang mempromosikan produk tanpa melakukan uji tuntas, mengorbankan kepercayaan pengikut demi keuntungan sesaat. Fenomena ini menciptakan sebuah standar hidup yang tidak realistis bagi generasi muda, yang mulai mengukur nilai diri dari jumlah ‘suka’ dan komentar.”
Peristiwa dalam teks tersebut sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari karena…
A. Mendorong generasi muda untuk bercita-cita menjadi influencer terkenal.
B. Menyoroti bagaimana keputusan pembelian seseorang dapat dipengaruhi oleh rekomendasi di media sosial.
C. Menjelaskan cara-cara teknis untuk menjadi seorang duta merek yang sukses.
D. Membuktikan bahwa semua perusahaan besar bergantung sepenuhnya pada influencer untuk pemasaran.
22. Ditinjau dari keakuratan dan kecukupan informasi, kelemahan utama dari teks opini ‘Fatamorgana Popularitas di Era Digital’ adalah…
A. Terlalu fokus pada aspek bisnis dan mengabaikan aspek sosial.
B. Penggunaan istilah asing seperti ‘influencer’ tanpa penjelasan.
C. Tidak menyajikan data atau contoh spesifik untuk mendukung klaimnya.
D. Gagal memberikan solusi konkret untuk mengatasi dampak negatif yang dipaparkan.
23. Pernyataan: Penggunaan frasa seperti ‘keniscayaan zaman’ dan ‘fatamorgana popularitas’ dalam teks tersebut menunjukkan bahwa penulis menggunakan gaya bahasa yang sepenuhnya objektif dan ilmiah.
Apakah penilaian terhadap penggunaan bahasa tersebut Benar atau Salah?
24. Bacalah kutipan cerpen berikut.
“Gema duduk di hadapan laptopnya yang menyala terang, membiaskan angka-angka laporan kuartalan di wajahnya. Pukul dua pagi. Di luar jendela apartemennya yang tinggi, lampu kota berkelip seperti bintang buatan. Ia meraih cangkir kopinya yang ketiga, dingin. Jari-jarinya kaku, tetapi bukan karena lelah mengetik. Ada kekakuan lain yang merambat dari dalam. Tiga tahun ia mengejar promosi ini, mengorbankan akhir pekan, mengabaikan panggilan telepon dari ibunya di kampung. Promosi yang kini terasa seperti sangkar emas. Di layar ponselnya, sebuah notifikasi muncul: ‘Sanggar Tari ‘Asa’ akan mengadakan pementasan perdana.’ Gema membuka galeri fotonya, menatap potret dirinya lima tahun lalu, tersenyum lebar dengan kostum tari Saman. Senyum yang sudah lama tidak ia kenali.”
Manakah DUA bagian teks yang paling efektif dalam menggambarkan konflik batin yang dialami tokoh Gema?
A. Frasa ‘Promosi yang kini terasa seperti sangkar emas.’
B. Penyebutan laporan kuartalan dan cangkir kopi ketiga.
C. Deskripsi apartemen tinggi dengan pemandangan lampu kota.
D. Kontras antara potret dirinya di masa lalu dengan kondisinya saat ini.
25. Pernyataan: Konflik yang dialami tokoh Gema, yaitu antara tuntutan karier dan hasrat pribadi (passion), merupakan isu yang tidak lagi relevan dalam kehidupan modern saat ini.
Apakah penilaian relevansi tersebut Benar atau Salah?
26. Bacalah kutipan puisi berikut.
Senja di Pelabuhan
Kapal-kapal tua bersandar, membuang sauh dalam diam
Menggores karat pada dermaga yang lelah
Gemerisik ombak membisikkan lagu yang sama
Tentang penantian yang tak kunjung usai
Camar-camar pulang ke sarang
Membawa kabar dari laut yang marah
Dan aku di sini, memeluk bayang-bayang
Menghitung rindu yang tak pernah berlabuh
Respons emosional yang paling mungkin disimpulkan dari pembacaan puisi tersebut adalah perasaan…
A. Melankolis dan hampa karena penantian yang sia-sia.
B. Damai dan tenteram menikmati keindahan alam.
C. Marah dan benci terhadap kondisi pelabuhan yang kotor.
D. Gembira dan penuh harapan akan sebuah petualangan baru.
27. Penggunaan bahasa dalam puisi ‘Senja di Pelabuhan’ dinilai sangat efektif untuk membangun suasana.
Manakah DUA contoh yang paling mendukung penilaian tersebut?
A. Penggunaan kata ‘camar-camar’ untuk menunjukkan jenis burung.
B. Penyebutan kata ‘kapal-kapal tua’.
C. Metafora ‘menghitung rindu yang tak pernah berlabuh’.
D. Personifikasi ‘dermaga yang lelah’.
28. Pada kutipan cerpen tentang Gema, bagian mana yang paling tepat digunakan untuk menggambarkan latar belakang sosial dan ekonominya?
A. Perasaannya yang digambarkan seperti berada dalam ‘sangkar emas’.
B. Kalimat yang menyebutkan ibunya di kampung.
C. Penyebutan Sanggar Tari ‘Asa’ dan kostum tari Saman.
D. Deskripsi tentang apartemen tinggi dan pekerjaannya yang menuntut hingga larut malam.
29. Pernyataan: Informasi dalam teks opini ‘Fatamorgana Popularitas di Era Digital’ cukup untuk dijadikan dasar dalam membuat sebuah penelitian ilmiah yang komprehensif.
Apakah penilaian kecukupan informasi tersebut Benar atau Salah?
30. Jika dibandingkan, respons emosional yang ingin dibangkitkan oleh teks opini ‘Fatamorgana Popularitas’ adalah kesadaran kritis, sementara puisi ‘Senja di Pelabuhan’ bertujuan membangkitkan perasaan kontemplasi dan simpati.
Apakah penilaian perbandingan tersebut Benar atau Salah?
01. Jawaban: D
Ini adalah definisi yang paling tepat sesuai konteks teks, yang menyebutkan kelelahan ekstrem, sinisme, dan menurunnya efikasi profesional.
02. Jawaban:B
Hal ini secara eksplisit disebutkan dalam kalimat terakhir sebagai risiko yang rentan terjadi.
Jawaban: D
Teks menyebutkan ‘menurunnya efikasi profesional’ sebagai salah satu tanda krisis yang terjadi.
03. Jawaban: Benar
Struktur teks memang mengalir secara logis dari definisi, dampak positif, dampak negatif yang lebih mendalam, hingga kesimpulan akhir.
04. Jawaban: D
Ini adalah inti dari kegelisahan tokoh, yang digambarkan melalui kontras antara kemewahan dan kesadarannya akan nasib orang lain.
05. Jawaban: D
Kata-kata tersebut merupakan penanda zaman dan status sosial yang kental dengan pengaruh Eropa pada masa kolonial.
06. Jawaban: Benar
Urutan ini secara akurat menangkap alur cerita: dimulai dengan penggambaran suasana, lalu masuk ke inti masalah (konflik batin), dan diakhiri dengan penegasan kegelisahan tokoh.
07. Jawaban: B
Ini adalah nama teknologi spesifik yang menjadi subjek utama pembahasan dalam teks.
Jawaban: D
Ini adalah tujuan utama yang ingin dicapai, menjadi payung dari strategi yang dibahas.
08. Jawaban: B
Ini mencakup kedua sisi yang dibahas: penjelasan cara kerja (potensi) dan perdebatan mengenai kelemahannya (tantangan).
09. Jawaban: Salah
Penulis menyajikan argumen pro dan kontra secara objektif untuk menunjukkan adanya perdebatan, bukan untuk menyatakan penolakan pribadi secara mutlak.
10. Jawaban: D
Struktur ini paling akurat memetakan alur teks: dimulai dari pengenalan, penjelasan cara kerja, pemaparan masalah, dan diakhiri dengan status perdebatan saat ini.
11. Jawaban: Pragmatisme finansial dan idealisme seni.
Ini adalah inti konflik: kebutuhan akan uang (pragmatisme) berbenturan dengan keyakinannya untuk memberikan karya seninya kepada orang yang tepat (idealisme).
Jawaban: Kebaikan hati untuk menolong dan kewajiban profesional kepada klien.
Konflik ini juga relevan. Tawaran kolektor menciptakan ‘kewajiban’, sementara keinginannya menolong Banyu didasari ‘kebaikan hati’ dan penghargaan pada talenta.
12. Jawaban: C
Paragraf pertama memaparkan kemampuan AI, sementara paragraf kedua mempertentangkannya dengan keunikan seni manusia, menciptakan sebuah kontras.
13. Jawaban: Salah
Teks hanya menggambarkan Banyu sebagai objek inspirasi dan harapan Pak Elang. Informasi mengenai kegigihan atau tindakan proaktif Banyu tidak disajikan, sehingga kesimpulan tersebut tidak dapat ditarik dari teks.
14. Jawaban: C
Ini adalah prediksi yang paling logis. Penekanan teks pada ‘tatapan mata Banyu’ dan nilai sentimental biola menunjukkan bahwa idealisme seninya akan menang atas godaan finansial.
15. Jawaban: Salah
Teks tersebut tidak menyimpulkan seniman manusia akan usang. Sebaliknya, teks ini justru menegaskan adanya perbedaan fundamental yang menjadi keunggulan seniman manusia, yaitu ‘intensitas’ dan pengalaman hidup yang melandasi karya mereka.
16. Jawaban: A
Ini adalah kesimpulan yang akurat. Ada kontras antara janji ‘kebebasan absolut’ dengan dampak nyata berupa ‘kelumpuhan’ dan ‘beban kognitif’.
Jawaban: D
Ini adalah inti dari paradoks yang dijelaskan. Sesuatu yang seharusnya baik (banyak pilihan) menjadi beban kognitif yang membelenggu.
17. Jawaban: A
Setelah memaparkan kelebihan dan kekurangan masing-masing, langkah logis berikutnya adalah membahas bagaimana keduanya bisa bekerja sama, menggabungkan efisiensi AI dengan intensitas manusia.
18. Jawaban: Salah
Hubungan makna yang lebih tepat adalah ilustrasi atau pemberian contoh. Kalimat pertama adalah pernyataan umum, dan kalimat kedua memberikan contoh konkret dari pernyataan tersebut.
19. Jawaban: D
Ini adalah inti konflik. Ada persepsi bahwa banyak pilihan berarti kebebasan, namun dampak psikologis nyatanya adalah beban dan kelumpuhan.
20. Jawaban: B
Penulis secara eksplisit menyebut ini sebagai sesuatu yang tidak dimiliki oleh AI, sehingga menjadi keunggulan manusia.
Jawaban: C
Ini adalah penjelasan lebih lanjut dari keunikan proses kreatif manusia yang tidak dapat disimulasikan mesin.
21. Jawaban: B
Ini adalah poin relevansi utama, di mana daya persuasi influencer secara langsung berdampak pada perilaku konsumtif dalam kehidupan nyata.
22. Jawaban: C
Klaim seperti ‘banyak influencer’ dan ‘miliaran rupiah’ akan lebih kuat dan akurat jika didukung oleh data statistik atau studi kasus konkret.
23. Jawaban: Salah
Frasa-frasa tersebut bersifat metaforis dan mengandung opini penulis. Ini menunjukkan gaya bahasa yang cenderung subjektif dan persuasif, bukan ilmiah yang lugas dan objektif.
24. Jawaban: A
Ini secara eksplisit menggambarkan paradoks yang ia rasakan: sebuah pencapaian (emas) yang justru terasa memenjarakan (sangkar).
Jawaban: D
Perbandingan antara ‘senyum lebar’ di masa lalu dengan ‘kekakuan dari dalam’ saat ini secara visual menunjukkan pertentangan antara hasrat dan kenyataan.
25. Jawaban: Salah
Konflik antara karier dan hasrat adalah salah satu dilema paling umum dan relevan yang dihadapi banyak orang dalam masyarakat modern, sehingga isu ini sangat sesuai dengan kehidupan sehari-hari.
26. Jawaban: A
Keseluruhan citraan dan pilihan kata seperti ‘penantian tak kunjung usai’ dan ‘rindu tak berlabuh’ secara konsisten membangun suasana melankolis.
27. Jawaban: C
Ini adalah kiasan yang kuat, menyamakan rindu dengan kapal yang tak bisa bersandar, secara efektif menggambarkan perasaan sia-sia dan tak berujung.
Jawaban: D
Memberikan sifat manusia (lelah) pada benda mati (dermaga) secara efektif menciptakan citraan tempat yang tua dan usang, mendukung suasana melankolis.
28. Jawaban: D
Apartemen tinggi di kota besar dan pekerjaan korporat yang sibuk adalah penanda kuat dari status sosial-ekonomi kelas menengah-atas di lingkungan urban.
29. Jawaban: Salah
Teks ini hanya bisa menjadi titik awal atau inspirasi. Sebuah penelitian ilmiah membutuhkan data primer/sekunder, landasan teori, dan metodologi yang jauh lebih mendalam, yang tidak disediakan dalam teks opini ini.
30. Jawaban: Benar.
Penilaian ini akurat. Teks opini mengajak pembaca untuk berpikir kritis terhadap sebuah fenomena sosial, sedangkan puisi mengajak pembaca untuk merenung (kontemplasi) dan merasakan apa yang dirasakan oleh si ‘aku’ lirik (simpati).
Sumber Pusat Asesmen Pendidikan
Siapa sangka, Albert Einstein tidak hanya mengandalkan IQ-nya. Ada beberapa rahasia belajar Albert Einstein yang…
Siapa bilang belajar cuma bisa di sekolah atau ruang kelas? Di era digital ini, YouTube…
Pilihan ganda sering menjadi momok bagi banyak pelajar. Namun, tahukah kamu ada trik jitu yang…
Bosan, jenuh, dan merasa materi pelajaran terlalu rumit? Jangan khawatir. Rahasia belajar efektif 10 menit…
Mengajar STEM bukan hanya tentang teori, melainkan tentang mengubah pola pikir. Pahami cara menerapkan STEM…
Apa yang membuat sistem pendidikan di negara maju begitu unggul? Jawabannya ada di balik empat…
This website uses cookies.
Leave a Comment