Ayah/Bunda, apakah istilah seperti ‘Fase C’, ‘IPAS’, atau ‘Projek P5’ terdengar asing dan membuat pusing? Anda tidak sendirian. Sejak Kurikulum Merdeka diterapkan, banyak orang tua merasa kebingungan menghadapi perubahan sistem pendidikan yang signifikan ini. Beberapa bahkan menganggap kurikulum baru ini “merepotkan” karena menuntut partisipasi aktif orang tua di tengah kesibukan sehari-hari. Anak-anak pulang dengan tugas “projek” yang formatnya sangat berbeda dari pekerjaan rumah (PR) zaman dulu, dan orang tua sering kali bingung bagaimana cara membantu yang tepat.
Kebingungan ini bisa berujung pada rasa cemas: “Apakah anak saya belajar dengan benar?”, “Apakah saya sudah cukup mendukungnya?”, atau bahkan “Jangan-jangan cara saya membantu malah salah.” Kekhawatiran ini sangat wajar. Kurikulum Merdeka memang membawa perubahan fundamental dari Kurikulum 2013 (K13) yang lebih terstruktur dan familiar.
Jika K13 fokus pada pencapaian kompetensi akademik yang terukur jelas, Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada guru dan siswa untuk mendalami materi esensial dan mengembangkan karakter. Namun, bagi orang tua yang terbiasa dengan tolok ukur yang pasti, fleksibilitas ini sering kali terasa seperti ketidakpastian yang menimbulkan kegelisahan.
Dalam Artikel Ini
Tenang, Ayah/Bunda. Artikel ini adalah ‘peta’ lengkap Anda untuk menavigasi Kurikulum Merdeka. Kami akan membedah tuntas setiap mata pelajaran kelas 4, 5, dan 6 SD Kurikulum Merdeka, menjelaskan tujuannya, dan memberikan tips praktis agar proses belajar anak menjadi lebih menyenangkan dan bermakna. Setelah membaca artikel ini, Anda tidak hanya akan memahami istilah-istilah baru, tetapi juga filosofi di baliknya, sehingga dapat mendampingi buah hati belajar dengan lebih percaya diri.
Bukan Sekadar Ganti Nama, Inilah Wajah Baru Pendidikan SD di Kurikulum Merdeka
Sebelum menyelami daftar mata pelajarannya, penting untuk memahami “mengapa” kurikulum ini berubah. Ini bukan sekadar pergantian istilah, melainkan sebuah transformasi dalam cara kita memandang proses belajar. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara menyeluruh dan menciptakan sekolah yang dapat menumbuhkan kompetensi serta karakter siswa sebagai pelajar sepanjang hayat yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Dari Hafalan ke Pemahaman Mendalam
Salah satu tujuan utama Kurikulum Merdeka adalah menggeser fokus dari kepadatan materi ke kedalaman pemahaman. Kurikulum ini secara sadar mengurangi muatan wajib agar siswa dan guru memiliki waktu yang cukup untuk mendalami konsep-konsep esensial, terutama literasi dan numerasi. Pendekatan ini terbukti efektif. Data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) menunjukkan bahwa sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka mengalami peningkatan skor literasi dan numerasi yang lebih tinggi dibandingkan sekolah yang masih menggunakan Kurikulum 2013. Ini menandakan bahwa ketika siswa tidak diburu-buru untuk “menghabiskan bab”, mereka memiliki kesempatan lebih besar untuk benar-benar memahami apa yang mereka pelajari.
Belajar Sesuai Fase, Bukan Lagi Terikat Kelas
Salah satu perubahan paling mendasar adalah pengenalan sistem Fase. Untuk jenjang SD kelas 4-6, siswa berada di:
- Fase B: Umumnya untuk kelas 3 dan 4
- Fase C: Umumnya untuk kelas 5 dan 6
Bayangkan ini seperti level dalam sebuah permainan. Semua anak di Fase C (kelas 5 dan 6) memiliki misi besar yang sama untuk diselesaikan, yang disebut Capaian Pembelajaran (CP). Namun, mereka bisa memilih jalur dan kecepatan yang berbeda untuk sampai ke sana, dengan guru berperan sebagai ‘pemandu’ yang menyesuaikan tantangan sesuai kemampuan setiap anak. Sistem ini menggantikan Kompetensi Dasar (KD) di K13 yang lebih kaku dan terikat pada tingkatan kelas.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut adalah perbandingan kunci antara Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 di tingkat SD:
Aspek | Kurikulum 2013 (K13) | Kurikulum Merdeka |
Fokus Pembelajaran | Penuntasan materi dan kompetensi akademik terstruktur. | Materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi mendalam. |
Struktur Kurikulum | Jam pelajaran diatur per minggu, pendekatan tematik terpadu. | Jam pelajaran diatur per tahun, lebih fleksibel, bisa per mata pelajaran. |
Mata Pelajaran Khas | IPA dan IPS diajarkan terpisah. | IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial). |
Penilaian | Penilaian per KD (Kompetensi Dasar), fokus pada ujian (sumatif). | Penekanan pada asesmen formatif (evaluasi proses belajar) dan penilaian holistik. |
Projek | Terintegrasi dalam pembelajaran, tetapi tidak memiliki alokasi waktu khusus. | Alokasi waktu khusus (sekitar 20%) untuk Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). |
Peran Guru | Sumber utama pengetahuan dan pembimbing. | Fasilitator yang menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan minat siswa. |
Bedah Tuntas 7+ Mata Pelajaran Wajib dan Pilihan Kelas 4, 5, & 6
Dengan pemahaman dasar tersebut, mari kita jelajahi satu per satu mata pelajaran kelas 4, 5, dan 6 SD Kurikulum Merdeka. Struktur ini memberikan fondasi pengetahuan yang kuat sambil membuka ruang untuk eksplorasi minat dan bakat siswa.

1. Pendidikan Pancasila
Dalam Kurikulum Merdeka, Pendidikan Pancasila tidak lagi hanya tentang menghafal sila-sila dan butir-butirnya. Fokusnya bergeser pada internalisasi dan pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dirancang untuk membentuk karakter dan akhlak mulia yang sejalan dengan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila: (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia; (2) Berkebinekaan global; (3) Bergotong royong; (4) Mandiri; (5) Bernalar kritis; dan (6) Kreatif. Contohnya, siswa tidak hanya belajar teori gotong royong, tetapi juga terlibat langsung dalam proyek kebersihan kelas atau kegiatan sosial di lingkungan sekolah.
2. Bahasa Indonesia
Tujuan utama mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah mengasah kemampuan literasi secara komprehensif. Siswa tidak hanya diajarkan tata bahasa yang benar, tetapi didorong untuk menjadi pembaca yang kritis dan komunikator yang efektif. Mereka belajar untuk memahami, menganalisis, dan mengevaluasi berbagai jenis teks, serta mampu menyampaikan gagasan secara lisan dan tulisan dengan runut dan logis. Sebagai contoh, di kelas 4, siswa akan belajar mengidentifikasi kalimat transitif dan intransitif untuk memahami bagaimana sebuah kalimat dibangun dan menyampaikan makna.
3. Matematika
Lupakan citra matematika sebagai pelajaran yang menakutkan dan penuh rumus. Kurikulum Merdeka merancang pembelajaran matematika agar lebih relevan dan berfokus pada kemampuan pemecahan masalah (problem-solving). Siswa diajak untuk menggunakan nalar matematis dalam konteks kehidupan nyata.
Misalnya, pada materi kelas 4, siswa akan mempelajari:
- Bilangan Cacah sampai 10.000: Tidak hanya membaca dan menulis angka, tetapi juga memahami nilai tempat (ribuan, ratusan, puluhan, satuan) yang berguna saat berbelanja atau memahami data.
- Pecahan: Konsep pecahan diajarkan menggunakan benda-benda konkret seperti kue atau pizza, sehingga siswa bisa memahami secara visual apa arti 1/2 atau 1/4 sebelum masuk ke operasi hitung yang lebih abstrak.
- Pola Gambar dan Bilangan: Mengasah kemampuan observasi dan prediksi, sebuah dasar penting untuk berpikir logis dan algoritmik di masa depan.

4. IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial)
Ini adalah salah satu inovasi terbesar dalam struktur kurikulum merdeka SD kelas 4. Penggabungan IPA dan IPS menjadi satu mata pelajaran, yaitu IPAS, bertujuan agar siswa mampu memahami lingkungan alam dan sosial sebagai satu kesatuan yang utuh dan saling memengaruhi. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir secara holistik dan tidak terkotak-kotak.
Sebagai contoh, saat mempelajari topik “Banjir”:
- Dari sisi IPA: Siswa akan belajar tentang siklus air, proses penguapan dan kondensasi, serta pentingnya daerah resapan air.
- Dari sisi IPS: Siswa akan menganalisis penyebab banjir akibat aktivitas manusia (misalnya, membuang sampah sembarangan atau pembangunan liar di bantaran sungai), dampak sosialnya bagi masyarakat, dan bagaimana cara mitigasi bencana dari perspektif kebijakan dan kesadaran warga.
Dengan demikian, siswa mendapatkan pemahaman yang lengkap bahwa sebuah fenomena alam tidak bisa dilepaskan dari konteks sosialnya.
- Lokasi Gambar 3:
- Deskripsi: Ilustrasi atau diagram yang menunjukkan keterkaitan antara fenomena alam (siklus air) dengan aktivitas sosial (pembangunan kota, pembuangan sampah), melambangkan konsep IPAS.
- Teks Alternatif (Alt Text): Penjelasan konsep IPAS sebagai salah satu mata pelajaran kelas 4 5 6 sd kurikulum merdeka.
5. Bahasa Inggris
Berbeda dengan K13 di mana Bahasa Inggris tidak menjadi mata pelajaran wajib di SD, Kurikulum Merdeka mengembalikannya sebagai mata pelajaran pilihan. Sekolah dianjurkan untuk menyelenggarakannya sesuai dengan kesiapan sumber daya. Tujuannya adalah untuk membekali siswa dengan kemampuan komunikasi dasar dalam bahasa Inggris sejak dini, mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di era global.
6. PJOK (Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan)
PJOK dalam Kurikulum Merdeka lebih dari sekadar aktivitas fisik. Mata pelajaran ini bertujuan untuk membangun kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat dan aktif, sambil menanamkan nilai-nilai sportivitas, kerja sama tim, dan disiplin. Pembelajaran tidak hanya berfokus pada penguasaan teknik cabang olahraga tertentu, tetapi juga pada pemahaman konsep kebugaran dan kesehatan.
7. Seni dan Budaya
Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan bagi siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat seni mereka. Sekolah wajib menyediakan minimal satu dari empat pilihan cabang seni, dan siswa dapat memilih salah satunya:
- Seni Musik
- Seni Rupa
- Seni Teater
- Seni Tari
Pembelajarannya sangat praktis dan berorientasi pada proses kreatif. Sebagai contoh, dalam pelajaran Seni Rupa kelas 4, siswa tidak hanya menggambar, tetapi juga bisa belajar membuat sketsa desain pakaian, membangun diorama tiga dimensi, atau bahkan membuat wayang dari plastisin.
8. Muatan Lokal
Mata pelajaran ini menjadi jembatan antara pendidikan formal dengan kearifan lokal. Sekolah dapat mengisinya dengan konten yang relevan dengan potensi dan keunikan daerah masing-masing, seperti Bahasa Daerah, Baca Tulis Alquran, atau keterampilan kerajinan tangan khas setempat.
Memecahkan Kode ‘P5’: Dari Tugas ‘Repot’ Menjadi Ajang Seru Kembangkan Bakat Anak
Inilah bagian yang paling sering menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran bagi orang tua: Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5. Banyak yang menganggapnya sebagai tugas tambahan yang merepotkan. Namun, jika dipahami dengan benar, P5 adalah salah satu komponen paling inovatif dan bermanfaat dalam Kurikulum Merdeka.
Apa Sebenarnya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)?
Pertama, P5 bukanlah mata pelajaran tambahan. Ini adalah sebuah pendekatan pembelajaran berbasis proyek yang mengambil alokasi waktu sekitar 20% dari total jam pelajaran tahunan. Waktu ini diambil dari gabungan jam pelajaran semua mata pelajaran.
Tujuan utama P5 bukanlah untuk mencapai target capaian pembelajaran akademik, melainkan untuk mengembangkan kompetensi dan karakter yang tertuang dalam Profil Pelajar Pancasila. Melalui P5, siswa belajar secara langsung untuk:
- Bergotong royong: Bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan bersama.
- Bernalar kritis: Mengidentifikasi masalah, mengumpulkan informasi, dan mencari solusi.
- Kreatif: Menghasilkan karya atau solusi yang orisinal.
- Mandiri: Mengelola waktu dan sumber daya untuk menyelesaikan proyek.
Proyek-proyek ini biasanya bertema isu-isu nyata di sekitar mereka, seperti “Gaya Hidup Berkelanjutan” (membuat kompos dari sampah organik sekolah) atau “Kearifan Lokal” (mempelajari dan mementaskan permainan tradisional daerah).

Peran Orang Tua: Fasilitator, Bukan Eksekutor
Di sinilah letak pergeseran paradigma terbesar. Kesulitan yang dihadapi banyak orang tua berasal dari ketidakjelasan peran mereka dalam proyek P5. Jika pada PR biasa orang tua terbiasa membantu mencari jawaban yang “benar”, proyek P5 bersifat terbuka dan prosesnya lebih penting daripada hasil akhirnya. Peran orang tua bukanlah mengerjakan proyek untuk anak, melainkan menjadi mitra dan fasilitator dalam proses belajar mereka.
Berikut adalah tips praktis untuk Ayah/Bunda dalam mendampingi anak mengerjakan proyek P5:
- Jadilah Pendengar & Penanya: Alih-alih langsung memberikan solusi, ajukan pertanyaan yang memancing pemikiran kritis anak. Misalnya, jika proyeknya membuat pot dari botol bekas dan anak kesulitan memotongnya, tanyakan: “Menurut Kakak, selain gunting, alat apa lagi di rumah yang bisa kita pakai dengan aman?”, “Kira-kira, siapa ya yang bisa kita minta tolong untuk bagian yang sulit ini?”.
- Bantu Siapkan ‘Arena’, Bukan ‘Mainkan Gamenya’: Peran Anda adalah memastikan lingkungan belajar anak aman dan mendukung. Bantu siapkan alat dan bahan, antarkan ke perpustakaan atau lokasi observasi jika diperlukan, tetapi biarkan anak yang melakukan eksplorasi, percobaan, dan pengerjaannya.
- Hubungkan dengan Kehidupan Sehari-hari: Jadikan proyek P5 sebagai bagian dari aktivitas keluarga. Jika tema proyeknya adalah “Bhineka Tunggal Ika” dan fokus pada makanan tradisional, ajak anak memasak bersama resep dari daerah lain sambil bercerita tentang budaya daerah tersebut.
- Apresiasi Proses, Bukan Hanya Hasil Akhir: Ini yang terpenting. Puji rasa ingin tahu anak, keberaniannya mencoba hal baru, kegigihannya saat menghadapi kesulitan, dan kemampuannya bekerja sama dengan teman. Meskipun hasil akhirnya mungkin tidak sempurna, proses belajar yang dilaluinya jauh lebih berharga. Ini sejalan dengan semangat asesmen formatif Kurikulum Merdeka yang menghargai perkembangan belajar.
Sukses di Kurikulum Merdeka Bersama BIC
Kurikulum Merdeka adalah sebuah peluang besar untuk mencetak generasi masa depan Indonesia yang lebih kreatif, adaptif, dan mampu berpikir kritis. Namun, transisi dari sistem lama ke sistem baru memang membutuhkan adaptasi dari semua pihak, termasuk siswa dan orang tua.
Memahami semua mata pelajaran kelas 4, 5, dan 6 SD Kurikulum Merdeka ini dan memastikan anak tetap unggul dalam materi esensial seperti Matematika, Bahasa Indonesia, dan IPAS bisa menjadi tantangan. Di Brawijaya Intensive Centre (BIC), kami tidak hanya membantu siswa mengerjakan soal. Tutor kami adalah partner belajar yang memahami secara mendalam filosofi di balik kurikulum baru ini. Kami membantu siswa membangun pemahaman konseptual yang kuat dan mengasah keterampilan bernalar kritis yang dibutuhkan untuk sukses, baik dalam asesmen di sekolah maupun dalam pengerjaan proyek P5.
Kurikulum ini akan terus berkembang hingga jenjang yang lebih tinggi. Untuk melihat bagaimana strukturnya berubah di tingkat selanjutnya, baca juga artikel kami tentang Pembagian Mata Pelajaran Kurikulum Merdeka SMA Kelas XI dan XII. Jika Anda ingin pemahaman yang lebih luas tentang filosofi di balik perubahan ini, simak ulasan kami mengenai
(Merdeka Belajar Episode 1: Kurikulum Merdeka).

Siap membantu anak Anda menaklukkan tantangan Kurikulum Merdeka? Jelajahi program bimbingan kami atau baca artikel bermanfaat lainnya untuk tetap terdepan:
- 5 Cara Efektif Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika di Era Kurikulum Merdeka
- Tips Jitu Membangun Minat Baca Anak untuk Sukses Literasi
- Panduan Lengkap Memilih Tema P5 yang Sesuai dengan Minat Anak
Terima kasih untuk bimbingan nya sangat bermanfaat dan memberikan motivasi untuk terus giat belajar di tambah lagi TKA udah mau di mulai
salam 😇