“Ada lagi ujian baru untuk anak SD? Apa bedanya dengan yang dulu?” Pertanyaan ini mungkin terlintas di benak banyak orang tua saat mendengar istilah Tes Kemampuan Akademik atau TKA. Di tengah perubahan kurikulum dan sistem evaluasi pendidikan, wajar jika muncul kebingungan. Namun, jangan khawatir. TKA hadir bukan untuk menambah beban, melainkan untuk membuka lebih banyak peluang bagi masa depan akademik anak Anda, dan panduan ini akan menjadi bekal dalam persiapan menghadapi TKA SD.
Tes Kemampuan Akademik (TKA) adalah asesmen terstandar nasional yang dirancang oleh pemerintah untuk mengukur capaian akademik siswa secara objektif. Berbeda dengan ujian-ujian sebelumnya, fokus
TKA SD bukan lagi pada hafalan, melainkan pada kemampuan penalaran dan pemecahan masalah. Ini adalah sebuah langkah maju untuk mempersiapkan generasi yang mampu berpikir kritis dan analitis.
Artikel ini adalah panduan lengkap Anda untuk menavigasi TKA SD. Kami akan mengupas tuntas 5 hal fundamental yang wajib Anda ketahui:
Dalam Artikel Ini
Mari kita mulai perjalanan ini bersama, mengubah kebingungan menjadi pemahaman, dan kekhawatiran menjadi kesiapan.
1. Apa Itu TKA SD? Kenali Bedanya dengan UN dan AN
Untuk memahami TKA SD secara utuh, penting untuk melihatnya bukan sebagai pengganti Ujian Nasional (UN) semata, tetapi sebagai instrumen baru dengan tujuan yang sangat berbeda. TKA adalah pilar baru dalam penjaminan mutu pendidikan di Indonesia.
Definisi dan Tujuan Utama TKA
Secara resmi, Tes Kemampuan Akademik (TKA) adalah asesmen yang bersifat sukarela (tidak wajib) yang bertujuan memberikan informasi capaian akademik murid secara objektif dan adil. Pemerintah merancangnya untuk mengatasi masalah objektivitas penilaian yang sering kali berbeda-beda antar sekolah. Jika sebelumnya nilai rapor menjadi satu-satunya acuan,
TKA SD hadir untuk memberikan tolok ukur berskala nasional.
Untuk jenjang SD/sederajat, mata pelajaran yang diujikan hanya ada dua, yaitu Bahasa Indonesia dan Matematika. Pemilihan dua mata pelajaran ini sangat fundamental. Bahasa adalah medium untuk berpikir dan menyerap ilmu pengetahuan, sementara Matematika adalah struktur formal dari pengetahuan itu sendiri. Menguasai
materi TKA SD Matematika dan Bahasa Indonesia adalah fondasi untuk mempelajari semua cabang ilmu lainnya.
TKA vs. Ujian Nasional (UN): Pergeseran Fokus
Banyak orang tua secara otomatis membandingkan TKA dengan UN yang sudah dihapuskan. Namun, keduanya memiliki perbedaan mendasar:
- Fokus Pengukuran: UN lebih berfokus pada penguasaan materi melalui hafalan teori. Sebaliknya, TKA SD dirancang untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher-Order Thinking Skills (HOTS), yang mencakup penalaran dan pemecahan masalah.
- Sifat Ujian: UN bersifat wajib dan menjadi salah satu syarat kelulusan. TKA, di sisi lain, bersifat opsional (sukarela) dan sama sekali tidak menentukan kelulusan siswa.
- Bentuk Soal: TKA dilaksanakan berbasis komputer (computer-based test) dengan bentuk soal pilihan ganda biasa (satu jawaban benar) dan pilihan ganda kompleks (jawaban benar bisa lebih dari satu).
Keputusan pemerintah untuk menjadikan TKA tidak wajib adalah respons langsung terhadap tekanan psikologis seputar UN. Dengan menghilangkan sifat “wajib”, pemerintah mengubah TKA dari sebuah rintangan menjadi sebuah peluang strategis.
TKA vs. Asesmen Nasional (AN): Beda Tujuan, Beda Laporan

Selain TKA, saat ini juga ada Asesmen Nasional (AN). Keduanya sering tertukar, padahal tujuannya sangat berbeda:
- Tujuan Asesmen: AN bertujuan untuk mengevaluasi dan memetakan mutu sistem sekolah secara keseluruhan. Laporan hasilnya diberikan kepada sekolah, bukan untuk individu siswa. Sebaliknya, TKA bertujuan untuk mengukur capaian akademik individu siswa dan laporannya pun diberikan per individu.
- Materi yang Diukur: AN mengukur kompetensi umum seperti literasi dan numerasi. Sementara itu, TKA SD mengukur kompetensi pada mata pelajaran spesifik dalam kurikulum, yaitu Matematika dan Bahasa Indonesia.
Singkatnya, AN adalah “rapor” untuk sekolah, sedangkan TKA SD adalah “sertifikat kompetensi” untuk siswa.
2. Mengapa TKA SD Penting? 3 Manfaat Utama Sertifikatnya
Jika TKA tidak wajib, lalu mengapa anak saya harus mengikutinya? Jawabannya terletak pada nilai sertifikat TKA sebagai “mata uang akademik” yang diakui secara nasional. Sertifikat ini bukan sekadar selembar kertas, melainkan bukti kompetensi objektif yang memiliki manfaat nyata.
1. Pintu Masuk SMP Jalur Prestasi

Ini adalah manfaat paling strategis. Sertifikat hasil TKA SD dapat digunakan sebagai dokumen utama untuk mendaftar ke jenjang SMP/MTs melalui jalur prestasi. Sekolah menengah yang membuka jalur ini membutuhkan bukti pencapaian akademik yang terstandar. Nilai rapor memang penting, tetapi standar penilaian bisa berbeda antar sekolah. Di sinilah sertifikat TKA berperan sebagai penyeimbang yang adil, menunjukkan
pentingnya TKA SD untuk masuk SMP. Skor TKA memberikan gambaran yang objektif dan dapat dipercaya oleh panitia seleksi, memberikan keunggulan kompetitif bagi siswa yang memilikinya.
2. Cermin Kemampuan Objektif dan Penguat Nilai Rapor
TKA berfungsi sebagai alat diagnostik yang akurat. Hasilnya memberikan gambaran jelas tentang kekuatan dan kelemahan akademik anak berdasarkan standar nasional. Informasi ini sangat berharga bagi orang tua untuk merencanakan strategi belajar anak ke depannya. Selain itu, sertifikat TKA berfungsi sebagai
validator nilai rapor. Angka rapor yang tinggi akan jauh lebih kredibel jika didukung oleh skor
TKA SD yang juga tinggi, yang bisa menjadi pertimbangan penting dalam seleksi beasiswa atau kompetisi akademik.
3. Penyetaraan untuk Jalur Pendidikan Non-Formal dan Informal
TKA memainkan peran penting dalam mewujudkan keadilan pendidikan. Bagi siswa dari jalur pendidikan non-formal (Paket A) atau informal (homeschooling), sertifikat TKA adalah jembatan penyetaraan. Hasil belajar mereka kini dapat diakui setara dalam konteks nasional, memberikan kesempatan yang sama untuk bersaing.
3. Bongkar Tuntas Materi TKA SD: Matematika
Salah satu kekhawatiran terbesar saat menghadapi ujian adalah ketidakjelasan materi. Untungnya, untuk TKA SD, pemerintah telah mempublikasikan kerangka asesmen yang jelas. Untuk Matematika, fokusnya bukan pada hafalan rumus, melainkan pada pemahaman konsep, penalaran, dan penerapan matematika untuk menyelesaikan masalah.
Kerangka asesmen TKA Matematika SD dibagi menjadi tiga elemen utama.
Elemen 1: Bilangan
- Sub-elemen/Materi: Pecahan (biasa, campuran), desimal, dan persen.
- Kompetensi yang Diuji: Siswa diharapkan mampu memahami hubungan antar bentuk bilangan, membandingkan, mengurutkan, serta melakukan operasi hitung yang melibatkan ketiga bentuk bilangan tersebut dalam konteks soal cerita.
- Contoh Soal: Lina membeli 1221 kg gula pasir. Gula tersebut akan dibungkus ke dalam kantong plastik dengan berat 41 kg per kantong. Berapa banyak kantong plastik yang dibutuhkan Lina?.
Elemen 2: Geometri dan Pengukuran
- Sub-elemen/Materi: Bangun datar (segitiga, segiempat), bangun ruang (kubus, balok), dan satuan baku untuk panjang, berat, volume, serta waktu.
- Kompetensi yang Diuji: Kemampuan yang diukur meliputi menghitung keliling, luas, dan volume; melakukan konversi antar satuan; serta menyelesaikan masalah terkait pengukuran.
- Contoh Soal: Nenek memiliki dua taplak meja berbentuk persegi. Panjang sisi taplak pertama 120 cm dan yang kedua 135 cm. Berapa selisih luas kedua taplak tersebut?.
Elemen 3: Data
- Sub-elemen/Materi: Penyajian data dalam bentuk gambar, piktogram, diagram batang, dan tabel frekuensi.
- Kompetensi yang Diuji: Kompetensi utamanya adalah kemampuan untuk mengambil informasi dan menggunakan data yang disajikan untuk menjawab pertanyaan.
Untuk mempermudah pemahaman, berikut adalah ringkasan matriks asesmen materi TKA SD Matematika dan Bahasa Indonesia:
| Elemen Utama | Topik yang Diuji | Contoh Kemampuan yang Diharapkan |
| Bilangan | Pecahan, Desimal, Persen | Mengubah 0,75 menjadi 3/4, menghitung total belanjaan dengan diskon 10%, menyelesaikan soal cerita pembagian kue. |
| Geometri & Pengukuran | Bangun Datar & Ruang, Satuan Baku | Menghitung luas taman berbentuk persegi panjang, menentukan volume kotak kado, mengubah 2.5 jam menjadi menit. |
| Data | Tabel, Diagram Batang, Piktogram | Membaca diagram batang jumlah siswa per kelas dan menentukan kelas dengan siswa terbanyak, menemukan informasi dari tabel frekuensi. |
4. Bedah Lengkap Materi TKA SD: Bahasa Indonesia
Jika TKA Matematika menguji logika, maka TKA Bahasa Indonesia menguji kemampuan literasi yang komprehensif. Asesmen ini tidak hanya menguji tata bahasa, tetapi kemampuan untuk memproses, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dari berbagai jenis teks.
Materi TKA SD untuk Bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua pilar utama.
Keterampilan 1: Kemampuan Membaca dan Memahami Teks
Ini adalah inti dari TKA Bahasa Indonesia. Siswa akan diberi beberapa teks bacaan—fiksi dan informasional—lalu diuji pemahamannya terhadap teks tersebut.
- Fokus: Memahami isi bacaan secara mendalam.
- Kompetensi yang Diuji:
- Menemukan Ide Pokok: Mengidentifikasi gagasan utama dari sebuah paragraf atau keseluruhan teks.
- Menemukan Informasi Tersurat dan Tersirat: Menjawab pertanyaan yang jawabannya tertulis jelas di dalam teks maupun yang membutuhkan kesimpulan.
- Menyimpulkan Isi Bacaan: Merangkum inti cerita atau informasi dan membuat prediksi logis.
Keterampilan 2: Pemahaman Kaidah Bahasa dan Kosakata
Keterampilan ini menguji pemahaman siswa terhadap komponen dasar bahasa.
- Fokus: Penguasaan kosakata dan aturan dasar kebahasaan.
- Kompetensi yang Diuji:
- Kosakata (Sinonim & Antonim): Memahami makna kata sesuai konteksnya, termasuk persamaan dan lawan kata.
- Kaidah Bahasa: Mengidentifikasi kalimat efektif, memahami fungsi tanda baca, dan mengenali jenis-jenis kalimat.
5. Strategi Jitu & Contoh Soal untuk Persiapan TKA SD
Setelah memahami materi, kini saatnya membahas bagian terpenting: persiapan menghadapi TKA SD. Kunci suksesnya adalah membangun kebiasaan belajar yang konsisten dan cerdas.
Ubah Pola Pikir: Dari Menghafal ke Bernalar
Langkah pertama adalah mengubah pola pikir. Ingatkan anak bahwa TKA SD adalah ujian penalaran. Tujuannya bukan menguji hafalan rumus, tetapi kemampuan menggunakan konsep untuk memecahkan masalah. Prinsip ini juga berlaku untuk persiapan ujian yang lebih kompleks seperti UTBK, di mana pemahaman konsep adalah fondasi utama, seperti yang kami bahas dalam artikel (https://bic.id/artikel/7-materi-persiapan-utbk-snbt-terbaru/).
Jadikan Latihan Soal sebagai Rutinitas
Teori tanpa praktik tidak akan efektif. Biasakan anak untuk mengerjakan contoh soal TKA SD dan pembahasannya secara rutin. Kualitas lebih penting daripada kuantitas.
Contoh Soal Matematika (Anotasi Penalaran)
- Soal: Menjelang tahun ajaran baru, Toko Buku ABC memberikan diskon 10%. Harga buku X adalah 1/2 dari harga buku Y dan harga buku Z adalah 0.75 kali harga buku Y. Apabila harga buku Y adalah Rp24.000,00, maka harga buku X + Z setelah diskon adalah….
- Proses Berpikir: Soal ini adalah salah satu contoh soal TKA SD dan pembahasannya yang menguji beberapa konsep sekaligus: pecahan, desimal, persen, dan operasi hitung campuran dalam satu masalah kontekstual.
Contoh Soal Bahasa Indonesia (Anotasi Penalaran)
- Teks: “…Di dalam perut hewan folivora juga ada bakteri baik yang membantu mencerna daun. Beberapa hewan folivora lebih suka daun muda karena lebih lembut dan mudah dimakan…”
- Soal: Apa gagasan utama yang disampaikan pada paragraf tersebut?
- Proses Berpikir: Untuk menjawab, siswa perlu membaca, mengidentifikasi tema umum (adaptasi pencernaan folivora), lalu mengevaluasi pilihan jawaban untuk menemukan yang paling akurat merangkum isi paragraf.
Perluas Wawasan dengan Membaca Beragam Teks
Untuk persiapan menghadapi TKA SD bagian Bahasa Indonesia, cara terbaik adalah memperbanyak bahan bacaan. Ajak anak membaca komik, majalah, atau cerita fiksi. Semakin sering mereka terpapar berbagai tulisan, semakin terasah kemampuan literasi mereka secara alami.
- Deskripsi Gambar: Di sini, sisipkan sebuah infografis cerah berjudul ‘5 Langkah Cerdas Persiapan TKA SD’. Isinya: 1. Buat Jadwal Belajar Singkat (15-20 menit/hari), 2. Fokus 1 Topik per Sesi, 3. Bahas Soal yang Salah Bersama, 4. Baca 1 Artikel Anak Setiap Hari, 5. Jaga Waktu Istirahat & Bermain. Infografis ini akan menggunakan ikon-ikon lucu dan warna-warni khas bic.id.
- Teks Alternatif: Infografis 5 langkah cerdas untuk persiapan menghadapi TKA SD.
Terakhir, untuk informasi lebih detail mengenai kerangka asesmen, Ayah/Bunda dapat merujuk langsung ke laman Pusat Asesmen Pendidikan Kemdikbud.
Kesimpulan: TKA SD Bukan Akhir, Tapi Awal Perjalanan Akademik
Memahami TKA SD adalah memahami arah baru pendidikan di Indonesia. TKA bukanlah momok, melainkan sebuah kesempatan berharga. Ia adalah alat ukur yang adil, cermin objektif bagi kemampuan anak, dan salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya TKA SD untuk masuk SMP melalui jalur prestasi.
Kita telah melihat bahwa TKA berbeda dari UN; fokusnya pada penalaran. Kita juga telah membedah materi TKA SD Matematika dan Bahasa Indonesia, yang semuanya menekankan pada aplikasi dan logika. Yang terpenting, persiapan terbaik bukanlah dengan memaksa anak belajar keras, melainkan dengan membangun kebiasaan berpikir kritis sejak dini.
Pandanglah TKA SD sebagai titik awal, bukan garis finis. Ini adalah kesempatan bagi anak untuk mengenal kemampuannya dan bagi Anda untuk mendukung perjalanan akademik mereka dengan lebih terarah.
Sudah lebih siap mendampingi si kecil menaklukkan TKA SD? Jangan berhenti di sini! Persiapan yang matang adalah kunci kepercayaan diri. Lanjutkan dengan membaca panduan praktis kami berikutnya 5 Langkah Jitu Belajar TKA untuk Lolos SMP/SMA Impian.




Terima kasih untuk bimbingan nya sangat bermanfaat dan memberikan motivasi untuk terus giat belajar di tambah lagi TKA udah mau di mulai
salam 😇