Daftar Isi
Memasuki gerbang perguruan tinggi negeri (PTN) impian melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) atau yang sering disebut “jalur undangan” adalah dambaan setiap siswa. Jalur ini dianggap sebagai pengakuan atas kerja keras selama bertahun-tahun di bangku sekolah. Namun, lanskap seleksi masuk PTN terus berevolusi. Kini, hadir satu elemen baru yang menjadi penentu utama dalam jalur prestasi: Tes Kemampuan Akademik (TKA).
TKA bukan sekadar ujian tambahan, melainkan sebuah instrumen krusial yang dirancang untuk mengubah cara PTN menilai calon mahasiswanya. Bagi para pejuang PTN, memahami TKA secara mendalam bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan. Postingan ini akan menjadi panduan terlengkap Anda untuk menavigasi segala hal tentang TKA, mulai dari konsep dasarnya, perbedaannya dengan tes lain, hingga strategi jitu untuk menaklukkannya.
Era Baru Seleksi Masuk PTN: Kenali TKA, Penentu Kelulusan Jalur Prestasi
Selama bertahun-tahun, seleksi jalur prestasi sangat bergantung pada nilai rapor siswa. Namun, sistem ini memiliki kelemahan fundamental. Dengan ribuan sekolah di seluruh Indonesia yang memiliki standar kurikulum, metode pengajaran, dan sistem penilaian yang berbeda-beda, muncul masalah objektivitas dan keadilan. Nilai 90 di satu sekolah mungkin tidak setara dengan nilai 90 di sekolah lain. Kesenjangan inilah yang coba diatasi oleh pemerintah melalui TKA.
TKA, yang landasan hukumnya tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 9 Tahun 2025, adalah asesmen terstandar yang bertujuan untuk memperoleh informasi capaian akademik murid secara objektif dan adil di seluruh Indonesia. Tujuannya adalah menciptakan sebuah tolok ukur nasional yang dapat diandalkan.
Peran utama TKA dalam SNBP adalah sebagai validator nilai rapor. Artinya, hasil TKA akan digunakan oleh panitia seleksi PTN untuk memverifikasi dan memberikan bobot pada nilai rapor yang diajukan siswa. Seorang siswa dengan nilai rapor yang cemerlang harus mampu membuktikan kompetensinya melalui skor TKA yang tinggi pula. Tanpa skor TKA, nilai rapor tersebut berisiko kehilangan bobot signifikansinya, menjadikan aplikasi SNBP kurang kompetitif.
Kehadiran TKA menandakan pergeseran fundamental dalam filosofi “prestasi”. Jika sebelumnya prestasi lebih banyak diukur secara relatif—menjadi yang terbaik di lingkungan sekolah sendiri—kini prestasi harus dibuktikan secara absolut dalam skala nasional. Sistem ini mendorong siswa untuk tidak hanya unggul di kelasnya, tetapi juga memiliki kompetensi yang mampu bersaing dengan siswa-siswa terbaik dari seluruh penjuru negeri.
Lebih jauh lagi, TKA berfungsi sebagai alat kebijakan untuk mendorong peningkatan mutu pendidikan secara merata. Dengan mengaitkan hasil seleksi PTN yang prestisius dengan sebuah tes yang menekankan pada penalaran dan pemahaman konsep mendalam, pemerintah mendorong sekolah-sekolah untuk beradaptasi dan meningkatkan kualitas pengajaran, beralih dari sekadar hafalan menuju pengembangan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher-Order Thinking Skills (HOTS).
TKA, TPA, TPS: Membedah Tiga Tes Krusial Agar Tidak Salah Strategi
Di tengah persiapan masuk PTN, siswa dan orang tua sering kali dibingungkan oleh berbagai akronim tes: TKA, TPA, dan TPS. Ketiganya terdengar mirip, namun memiliki tujuan, format, dan konteks penggunaan yang sangat berbeda. Memahami perbedaan ini adalah langkah pertama untuk menyusun strategi belajar yang efektif dan tepat sasaran.
Tes Kemampuan Akademik (TKA): Pengukur Kompetensi Kurikulum
TKA adalah asesmen yang secara spesifik dirancang oleh Kementerian Pendidikan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan di sekolah sesuai dengan kurikulum nasional. Tes ini berfokus pada mata pelajaran inti seperti Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, serta mata pelajaran pilihan sesuai jurusan (misalnya Fisika, Kimia, Ekonomi, Sosiologi). Konteks utama penggunaan TKA adalah sebagai komponen penilaian dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan seleksi masuk jenjang pendidikan menengah (SMA/SMP) melalui jalur prestasi.
Tes Potensi Akademik (TPA): Pengukur Potensi Intelektual Umum
TPA adalah tes psikometri yang bertujuan mengukur potensi intelektual atau kemampuan kognitif umum seseorang, tidak terikat pada kurikulum sekolah mana pun. TPA sering dianggap sebagai versi Indonesia dari tes standar internasional seperti GRE (Graduate Record Examination). Materinya secara umum mencakup empat bidang:
- Verbal: Mengukur kemampuan berbahasa melalui soal sinonim (persamaan kata), antonim (lawan kata), analogi, dan wacana.
- Numerik: Mengukur kemampuan berpikir logis-matematis melalui soal aritmetika, deret angka, dan soal cerita.
- Logika: Mengukur kemampuan penalaran deduktif dan analitis melalui soal silogisme dan penalaran logis.
- Figural/Spasial: Mengukur kemampuan visualisasi ruang melalui soal deret gambar dan padanan bentuk.
Karena sifatnya yang umum, TPA banyak digunakan dalam proses rekrutmen kerja (CPNS, BUMN, perusahaan swasta) dan seleksi masuk jenjang pascasarjana (S2/S3).
Tes Potensi Skolastik (TPS): Pengukur Kemampuan Penalaran
TPS adalah komponen utama dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Fokus TPS bukanlah pada penguasaan materi pelajaran, melainkan pada kemampuan penalaran dan pemecahan masalah yang esensial untuk kesuksesan di jenjang perguruan tinggi. TPS dirancang untuk mengukur potensi belajar (learning potential) seorang calon mahasiswa. Meskipun memiliki beberapa irisan dengan TPA (misalnya, adanya komponen penalaran kuantitatif dan pemahaman bacaan), TPS lebih menekankan pada aplikasi kemampuan tersebut untuk memecahkan masalah-masalah baru dan kompleks.
Ketiga tes ini sejatinya merepresentasikan sebuah evolusi dalam sistem asesmen pendidikan di Indonesia. TPA adalah model klasik yang mengukur kemampuan kognitif mentah. TPS adalah penyempurnaannya, yang bergeser ke arah pengukuran aplikasi kemampuan penalaran dalam konteks yang lebih kompleks, sejalan dengan tren global yang menekankan critical thinking.
Sementara itu, TKA yang baru adalah respons terhadap kebutuhan untuk tetap mengukur penguasaan konten akademis yang fundamental. Sistem saat ini, yang menggunakan TKA untuk SNBP dan TPS untuk SNBT, menciptakan sebuah model hibrida yang canggih. Model ini menyeimbangkan antara pentingnya pengetahuan dasar mata pelajaran (diukur oleh TKA) dan krusialnya keterampilan penalaran yang dapat ditransfer antar disiplin ilmu (diukur oleh TPS), mencerminkan pemahaman yang lebih matang tentang faktor-faktor penentu keberhasilan akademik.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut adalah tabel perbandingan mendasar antara TKA, TPA, dan TPS.
| Aspek Pembeda | Tes Kemampuan Akademik (TKA) | Tes Potensi Akademik (TPA) | Tes Potensi Skolastik (TPS) |
| Tujuan Utama | Mengukur capaian akademik pada mata pelajaran spesifik sesuai kurikulum. | Mengukur potensi & kecerdasan intelektual umum (general cognitive ability). | Mengukur kemampuan penalaran & pemecahan masalah untuk prediksi kesuksesan akademik. |
| Konteks Penggunaan | SNBP (Jalur Prestasi) sebagai validator nilai rapor, seleksi masuk SMA/SMP. | Rekrutmen kerja (CPNS, BUMN), seleksi Pascasarjana (S2/S3), seleksi PTN model lama. | SNBT (Jalur Tes) sebagai komponen utama ujian masuk PTN. |
| Materi Ujian | Mata pelajaran SMA/SMK (Matematika, B. Indonesia, B. Inggris + 2 Mapel Pilihan). | Verbal (sinonim, antonim), Numerik (aritmetika, deret), Logika (silogisme), Figural/Spasial (gambar). | Penalaran Umum, Pemahaman Bacaan & Menulis, Pengetahuan Kuantitatif, Literasi (B. Indonesia & Inggris), Penalaran Matematika. |
| Fokus Penilaian | Pemahaman konsep, penalaran, dan penerapan materi pelajaran (HOTS). | Kecepatan & ketepatan dalam berpikir verbal, kuantitatif, dan logis. | Kemampuan bernalar, menganalisis, dan memecahkan masalah non-rutin. |
Mekanisme dan Struktur Ujian TKA: Siapa, Apa, dan Bagaimana?
Memahami detail teknis pelaksanaan TKA adalah kunci untuk persiapan yang terarah. Berikut adalah rincian mengenai siapa yang menjadi peserta, apa saja materi yang diujikan, dan bagaimana format ujiannya.
Peserta dan Sifat Ujian
TKA dirancang untuk siswa di akhir jenjang pendidikan, yaitu Kelas 6 SD, Kelas 9 SMP, dan Kelas 12 SMA/SMK/sederajat. Fokus utama dalam konteks seleksi PTN tentu saja adalah siswa Kelas 12.
Secara resmi, TKA bersifat tidak wajib atau opsional. Kebijakan ini diambil untuk menghindari tekanan psikologis seperti yang terjadi pada era Ujian Nasional (UN). Namun, perlu digarisbawahi bahwa status “opsional” ini memiliki implikasi besar. Bagi siswa yang menargetkan lolos PTN melalui jalur SNBP, keikutsertaan dalam TKA secara de facto menjadi wajib.
Tanpa skor TKA, aplikasi SNBP seorang siswa akan dianggap kurang lengkap karena tidak memiliki data validator yang dibutuhkan oleh PTN, sehingga peluangnya untuk lolos akan menurun drastis. Sifat “opsional tapi krusial” ini menciptakan sebuah tantangan keadilan baru. Siswa dari lingkungan yang terinformasi dengan baik akan memahami urgensi TKA dan mempersiapkannya secara serius. Sebaliknya, siswa dari daerah atau sekolah dengan diseminasi informasi yang kurang baik bisa salah mengartikan kata “opsional” sebagai “tidak penting”, dan tanpa sadar kehilangan kesempatan emas mereka di jalur prestasi.
Komposisi Materi Ujian (Jenjang SMA/SMK)
Untuk jenjang SMA/SMK, struktur materi TKA dirancang untuk mengukur kompetensi inti dan peminatan siswa. Komposisinya adalah sebagai berikut:
- Tiga Mata Pelajaran Wajib: Semua peserta, terlepas dari jurusannya, akan diuji pada tiga mata pelajaran fundamental, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.
- Dua Mata Pelajaran Pilihan: Siswa diwajibkan memilih dua mata pelajaran tambahan yang relevan dengan jurusan mereka di SMA/SMK dan program studi yang mereka tuju di PTN.
Komposisi Materi Ujian (Jenjang SMA/SMK)
Untuk jenjang SMA/SMK, struktur materi TKA dirancang untuk mengukur kompetensi inti dan peminatan siswa. Komposisinya adalah sebagai berikut:
- Tiga Mata Pelajaran Wajib: Semua peserta, terlepas dari jurusannya, akan diuji pada tiga mata pelajaran fundamental, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.
- Dua Mata Pelajaran Pilihan: Siswa diwajibkan memilih dua mata pelajaran tambahan yang relevan dengan jurusan mereka di SMA/SMK dan program studi yang mereka tuju di PTN.
Mekanisme mata pelajaran pilihan ini merupakan sebuah persimpangan strategis. Pilihan yang diambil siswa bukan sekadar tentang mata pelajaran mana yang paling mereka kuasai, tetapi juga merupakan sebuah deklarasi arah akademis mereka. Seorang siswa yang memilih Fisika dan Kimia secara jelas memberi sinyal bahwa ia menargetkan program studi di rumpun Saintek.
Sebaliknya, pilihan Ekonomi dan Sosiologi mengarahkannya ke rumpun Soshum. Desain ini secara struktural membatasi peluang “lintas jurusan” pada tahap SNBP, karena data validator TKA seorang siswa IPS tidak akan relevan untuk mendaftar ke Fakultas Kedokteran. Hal ini mendorong siswa untuk melakukan refleksi minat dan bakat serta perencanaan karier sejak dini.
Komposisi Materi Ujian (Jenjang SD dan SMP)
Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, TKA berfokus pada dua kompetensi fundamental yang menjadi fondasi untuk pembelajaran di tingkat selanjutnya, yaitu Bahasa Indonesia dan Matematika.
- Jenjang SD/MI Sederajat:
- Bahasa Indonesia: Fokus utama adalah pada keterampilan membaca teks informasi dan fiksi. Kompetensi yang diukur mencakup pemahaman informasi yang tersurat (tekstual), menarik kesimpulan dari yang tersirat (inferensial), hingga mengevaluasi dan mengapresiasi ide dalam teks.
- Matematika: Materi ujian mencakup Bilangan, Geometri dan Pengukuran, serta Data. Siswa akan diuji kemampuannya dalam pemahaman konsep, aplikasi rumus, hingga penalaran untuk memecahkan masalah matematis yang kompleks.
- Jenjang SMP/MTs Sederajat:
- Bahasa Indonesia: Sama seperti jenjang SD, fokusnya adalah keterampilan membaca teks informasi dan fiksi dengan tingkat kompleksitas yang lebih tinggi. Kompetensi yang diukur pun serupa, yaitu pemahaman tekstual, inferensial, serta evaluasi dan apresiasi.
- Matematika: Cakupan materi menjadi lebih luas, meliputi Bilangan, Aljabar, Geometri dan Pengukuran, serta Data dan Peluang. Penilaian ditekankan pada kemampuan siswa untuk menerapkan berbagai konsep matematika dalam pemecahan masalah.
Fokus Soal dan Format Ujian
TKA secara tegas dirancang untuk meninggalkan budaya hafalan yang lekat dengan UN. Fokusnya adalah pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS), yang mencakup:
- Pemahaman Konsep: Mengukur kedalaman pemahaman siswa terhadap prinsip-prinsip dasar suatu materi.
- Aplikasi: Menguji kemampuan siswa untuk menerapkan konsep dan rumus dalam situasi yang berbeda.
- Penalaran dan Analisis: Menuntut siswa untuk menganalisis data, mengevaluasi argumen, dan menarik kesimpulan logis.
Ujian akan dilaksanakan secara computer-based (berbasis komputer) di sekolah masing-masing atau lokasi yang ditunjuk. Format soalnya pun lebih bervariasi untuk mengukur pemahaman yang komprehensif:
- Pilihan Ganda (PG): Soal dengan satu jawaban benar.
- Pilihan Ganda Kompleks (PGK): Soal di mana pilihan jawaban yang benar bisa lebih dari satu. Format PGK ini secara efektif menguji tingkat pemahaman yang lebih dalam dan bernuansa, karena siswa harus mampu mengidentifikasi semua pernyataan yang benar terkait suatu konsep.
Untuk membantu siswa dan guru, Kementerian Pendidikan menerbitkan Kerangka Asesmen yang dapat diakses publik. Dokumen ini berisi rincian kompetensi, materi, hingga contoh soal untuk setiap mata pelajaran, menjadikannya sumber daya paling vital untuk persiapan TKA.
Strategi Jitu Menaklukkan TKA: Panduan Belajar Efektif dari BIC
Memahami seluk-beluk TKA adalah langkah awal yang penting. Langkah selanjutnya adalah menerjemahkan pemahaman tersebut menjadi aksi nyata melalui strategi belajar yang cerdas dan efektif. Berikut adalah panduan komprehensif dari BIC untuk membantu Anda menaklukkan TKA.
Fondasi: Pahami Peta Kompetensi, Bukan Sekadar Menghafal Kisi-Kisi
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengubah pola pikir. Jangan menunggu “bocoran” atau “kisi-kisi” ringkas. Sebaliknya, unduh dan pelajari secara mendalam dokumen Kerangka Asesmen yang dirilis secara resmi oleh Pusat Mendesain Pendidikan (Pusmendik). Dokumen ini adalah peta jalan Anda. Perhatikan bukan hanya daftar materi, tetapi juga proses berpikir yang diuji, seperti kemampuan “menjustifikasi”, “mengelompokkan”, atau “menganalisis informasi dari grafik”. Dengan memahami peta kompetensi ini, Anda akan belajar dengan tujuan yang jelas, yaitu membangun kemampuan berpikir yang dibutuhkan, bukan sekadar mencentang daftar bab yang sudah dihafal.
Eksekusi: Merancang Jadwal Belajar Cerdas dengan Teknik Teruji
Persiapan TKA adalah maraton, bukan sprint. Kunci keberhasilan terletak pada konsistensi dan metode belajar yang efisien.
- Teknik Pomodoro: Latihlah diri Anda untuk belajar dalam interval fokus. Atur waktu selama 25 menit untuk belajar intensif tanpa distraksi, diikuti dengan istirahat singkat 5 menit. Metode ini terbukti dapat menjaga konsentrasi dan mencegah kelelahan mental.
- Active Recall (Mengingat Aktif): Alih-alih membaca ulang catatan berkali-kali (metode pasif), paksalah otak Anda untuk bekerja. Setelah mempelajari suatu topik, tutup buku Anda dan coba jelaskan konsep tersebut dengan kata-kata sendiri, atau tuliskan poin-poin kuncinya.
- Spaced Repetition (Pengulangan Berjarak): Jangan mengulang materi setiap hari. Beri jeda waktu antar sesi pengulangan. Misalnya, setelah mempelajari suatu topik, ulas kembali 1 hari kemudian, lalu 3 hari kemudian, lalu seminggu kemudian. Teknik ini secara ilmiah terbukti memperkuat jejak memori jangka panjang.
Personalisasi: Menyesuaikan Metode Belajar dengan Gaya Unikmu

Setiap individu memiliki cara belajar yang paling efektif untuknya. Kenali gaya belajar Anda dan adaptasikan strategi persiapan TKA.
- Pelajar Visual: Jika Anda belajar lebih baik dengan melihat, manfaatkan mind map untuk menghubungkan konsep-konsep Biologi yang kompleks. Gunakan spidol warna-warni untuk mengkategorikan rumus-rumus Fisika atau menandai peristiwa penting dalam linimasa Sejarah.
- Pelajar Auditori: Jika Anda lebih mudah menyerap informasi melalui pendengaran, bentuklah kelompok belajar untuk mendiskusikan materi Sosiologi yang rumit. Rekam suara Anda saat menjelaskan sebuah konsep, lalu dengarkan kembali. Manfaatkan podcast atau video pembelajaran untuk materi Ekonomi.
- Pelajar Kinestetik: Jika Anda belajar dengan cara bergerak atau melakukan, jangan paksakan diri untuk duduk diam berjam-jam. Gunakan flashcard fisik yang bisa Anda pegang dan bolak-balik. Coba jelaskan sebuah materi sambil berjalan-jalan di kamar. Untuk Kimia, membuat model molekul sederhana bisa sangat membantu.
Validasi: Pentingnya Latihan Soal HOTS dan Simulasi Ujian (Try Out)
Memahami konsep saja tidak cukup. Anda harus terbiasa menerapkan pemahaman tersebut untuk memecahkan soal di bawah tekanan waktu.
- Latihan Soal Rutin: Alokasikan waktu setiap hari atau setiap minggu untuk mengerjakan latihan soal, terutama yang berformat HOTS dan Pilihan Ganda Kompleks (PGK). Ini akan melatih kecepatan, ketepatan, dan intuisi Anda dalam mengenali pola soal.
- Simulasi Ujian (Try Out): Ikuti try out secara berkala. Simulasi bukan hanya untuk mengukur skor, tetapi juga untuk melatih manajemen waktu, membangun daya tahan mental, dan membiasakan diri dengan antarmuka ujian berbasis komputer. Setelah setiap try out, lakukan analisis mendalam: identifikasi kelemahan Anda, pelajari kembali topik-topik tersebut, dan perbaiki strategi pengerjaan soal Anda.
Karena TKA menekankan pada pemahaman konsep yang dibangun dari waktu ke waktu, persiapan yang ideal bukanlah kursus intensif selama tiga bulan terakhir. Persiapan TKA yang paling efektif adalah membangun kebiasaan belajar yang berkualitas dan konsisten sejak awal masuk SMA. Ini adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya akan berbuah manis saat TKA, tetapi juga menjadi fondasi yang kokoh untuk kesuksesan di dunia perkuliahan.
Keseimbangan: Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental di Tengah Persiapan Intensif

Di tengah ambisi dan jadwal belajar yang padat, sering kali aspek kesehatan terabaikan. Padahal, tubuh dan pikiran yang sehat adalah modal utama untuk performa akademis yang optimal.
- Tidur Cukup: Hindari begadang untuk belajar. Siswa SMA membutuhkan 8-10 jam tidur setiap malam agar fungsi kognitif, konsentrasi, dan daya ingat dapat bekerja maksimal.
- Nutrisi Seimbang: Konsumsi makanan bergizi yang mendukung fungsi otak, seperti ikan, sayuran hijau, buah-buahan, dan biji-bijian. Hindari konsumsi gula berlebih yang dapat menyebabkan lonjakan energi singkat diikuti oleh kelelahan.
- Kelola Stres: Tekanan menjelang ujian adalah hal yang wajar. Temukan cara sehat untuk mengelola stres, seperti berolahraga ringan, melakukan hobi, atau berbicara dengan teman dan keluarga. Jangan ragu untuk meminta bantuan jika merasa terbebani.
Kesimpulan: TKA Bukan Momok, Tapi Peluang Emas Menuju PTN Impian
Tes Kemampuan Akademik (TKA) hadir sebagai sebuah transformasi signifikan dalam sistem seleksi masuk perguruan tinggi negeri di Indonesia. Ia adalah instrumen yang dirancang untuk menciptakan keadilan dan objektivitas, memastikan bahwa siswa yang diterima melalui jalur prestasi adalah mereka yang benar-benar memiliki kompetensi akademis yang teruji secara nasional.
Mari kita rangkum poin-poin kuncinya: TKA adalah tes terstandar berbasis mata pelajaran yang berfungsi sebagai validator nilai rapor dalam SNBP. Ia secara fundamental berbeda dari TPA yang mengukur potensi kognitif umum dan TPS yang mengukur kemampuan penalaran untuk SNBT. Ujian ini menekankan pada pemahaman konsep mendalam dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS), bukan sekadar hafalan.
Melihatnya sebagai beban atau momok adalah sebuah kekeliruan. Sebaliknya, TKA adalah sebuah peluang emas. Ia memberikan kesempatan yang setara bagi setiap siswa, terlepas dari latar belakang sekolahnya, untuk membuktikan kemampuan mereka di panggung nasional. TKA adalah penghargaan bagi mereka yang belajar dengan konsisten, sungguh-sungguh memahami materi, dan tidak hanya mengejar nilai di atas kertas.
Memahami TKA adalah langkah pertama, menaklukkannya adalah langkah berikutnya. Jika Anda siap mengubah tantangan TKA menjadi tiket emas menuju PTN impian, tim ahli di BIC siap mendampingi Anda. Jelajahi program persiapan TKA kami yang dirancang khusus untuk membangun pemahaman mendalam dan strategi jitu. Mulai perjalanan suksesmu bersama BIC hari ini!
Selanjutnya:
- Perbedaan Mendasar SNBP dan SNBT 2026: Mana Jalur yang Tepat Untukmu?
- Cara Memilih Mata Pelajaran Pilihan TKA yang Sesuai dengan Jurusan Impian.
- 5 Kesalahan Umum Siswa Saat Persiapan TKA dan Cara Menghindarinya.






0 Comments